دسته‌بندی نشده

Krisis Moderasi Beragama Di Masa Pandemi Covid-19

Moderasi dalam beragama sangatlah dibutuhkan dalam segala macam aspek kehidupan termasuk dalam hadapi pandemi Covid-19 ini. Moderasi beragama sendiri diartikan sebagai sikap atau cara pandang seseorang untuk selalu mengambil posisi di tengah-tengah, adil (seimbang) dan tidak terlalu berlebih (ekstrem) dalam menjalankan perintah agama. Prinsip dalam moderasi beragama adalah adil dan berimbang, maksudnya setiap umat begitu banyak ragam kudu sanggup merawat keseimbangan di pada dua hal, jikalau keseimbangan akal dan wahyu, keseimbangan pada jasmani dan ruhani, dunia dan akhirat, individu dan golongan, dsb. Pada konteks pandemi Covid-19 ini, keseimbangan selanjutnya sanggup diwujudkan dalam sikap menaati protokol kesehatan yang telah ditetapkan yakni 6M (memakai masker, membasuh tangan, merawat jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, merawat pola makan) serta selalu bertawakkal dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sikap moderat dalam beragama telah mestinya dimiliki oleh semua manusia yang beragama, mengingat betapa urgensinya sikap ini. Namun mayoritas warga, terutama warga yang bertempat tinggal di pedesaan kurang punya kesadaran dan ilmu akan pentingnya moderasi begitu banyak ragam di masa pandemi layaknya pas ini. Banyak dari mereka yang tidak mematuhi aturan protokol kesehatan yang berlaku dan mengadakan bermacam aktivitas yang menyebabkan kerumunan. Beberapa aktivitas selanjutnya diadakan bersama dengan dalih untuk menjalankan perintah agama. Salah satu kasusnya adalah dikala peringatan Hari Raya Idul Adha dan Muharram kemarin, di mana pada pas itu bertepatan bersama dengan persoalan covid-19 yang meningkat mencolok serta angka kematian covid yang tinggi, penduduk selalu saja mengadakan shalat berjamaah dan perayaan di masjid utama. Mereka berkumpul di masjid, apalagi hanya sedikit sekali yang Mengenakan masker, untuk lakukan ibadah berjamaah serta perayaan hari besar Islam. Padahal agama apalagi melarang praktik-praktik yang berdampak pada rusaknya jasmani umat meskipun itu bersama dengan dalih menjalankan perintah agama. Sebaliknya, agama tambah memberi tambahan kita rukhsah atau keringanan dikala dihadapkan pada suasana pandemi layaknya pas ini, yakni bersama dengan menjalankan perintah agama di tempat tinggal masing-masing secara berjamaah bersama dengan keluarga.

Dalam kaidah ushul disebutkan bahwa “dar’ul mafaasid muqaddamun ‘alaljalbil mashaalih” yang bermakna menghindari kemudharatan itu lebih utama dibandingkan mengambil mashlahat (manfaat). Begitu termasuk pada konteks pandemi covid pas ini, penundaan ibadah berjamaah sementara, kudu sanggup dimengerti sebagai usaha untuk mempertahankan kehidupan umat manusia. Penundaan ini bukan berati larangan untuk beribadah, melainkan sebuah usaha untuk mematuhi aturan protokol kesehatan yakni menghindari kerumunan. Kita tetap sanggup menjalankan perintah agama layaknya shalat, mengaji, dan lainnya di tempat tinggal masing-masing, hanya saja bukan di tempat-tempat ibadah yang sanggup menyebabkan kerumunan. Upaya penundaan atau pembatasan selanjutnya tentu saja tidak akan mengurangi kekhusyu’an kita dalam menjalankan perintah agama. Sikap mematuhi aturan protokol kesehatan yang telah ditetapkan dan termasuk berdoa serta bertawakkal kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan tidak benar satu wujud moderasi beragama di masa pandemi yang banyak disepelekan oleh masyarat, terutama yang bertempat tinggal di pedesaan dan jauh dari perkotaan.

Selain itu, tidak benar satu wujud moderasi beragama lainnya adalah turut vaksinasi. Banyak warga yang tetap menganggap bahwa vaksin adalah memasukkan virus kepada tubuh, agar nanti akan menjadi pasien positif covid. Memang benar, vaksin itu virus, akan namun virus yang digunakan adalah virus yang telah mati atau dilemahkan agar virus selanjutnya tidak sanggup menginfeksi tubuh manusia. Fungsi dimasukkannya virus mati selanjutnya untuk melatih antibodi tubuh menjadi siap siaga dikala tersedia virus sejenis yang masuk. Namun, kurangnya informasi menyebabkan para warga was-was untuk vaksin. Padahal dalam agama sendiri diperbolehkan Mengenakan vaksin bersama dengan obyek ikhtiar agar tidak terkena covid ini.

Untuk menahan terjadinya krisis moderasi beragama yang semakin parah di masa pandemi ini, maka kita semua kudu mengajak slot gacor hari ini dan merangkul warga untuk menjalankan perintah agama secara moderat dan tidak ekstrem, tidak benar satunya bersama dengan mematuhi aturan protokol kesehatan termasuk vaksin bersama dengan selalu bertawakkal dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

بازگشت به لیست

دیدگاهتان را بنویسید

نشانی ایمیل شما منتشر نخواهد شد. بخش‌های موردنیاز علامت‌گذاری شده‌اند *